oleh Mohd Noordeen
“Dan janganlah engkau
memalingkan wajahmu dari manusia (karena sombong), dan janganlah berjalan
dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang angkuh dan
menyombongkan diri.” (Luqman: 18)
Suatu hari
seorang Profesor menyewa sebuah sampan untuk membuat kajian penyelidikannya di
tengah laut. Pendayung yang mengiringinya adalah lelaki tua yang sangat
pendiam. Profesor sengaja mengupah lelaki tua itu kerana dia tidak mau orang
yang menemaninya banyak bertanya tentang apa yang dia lakukan.
Dengan tekun
Profesor itu melakukan tugasnya tanpa menghiraukan pendayung sampan. Dia
mengambil air laut dan diisi ke dalam tabung uji, digoncang-goncang, kemudian
mencatat sesuatu di dalam buku catatan dibawanya. Berjam-jam lamanya Profesor
itu melakukan uji-kaji dengan tekun sekali. Pendayung sampan mendongak ke
langit, memandang pada awan yang mulai berarak kelabu. Dalam hati dia berkata
“Hmm..tak lama lagi hujan lebat akan turun..”
“OK semua
sudah siap mari kita balik.” Lantas pendayung itu membelokkan sampannya dan
mulai mendayung ke arah pantai. Dalam perjalanan itu baru Profesor itu membuka
mulut menegur pendayung sampan.
“Dah lama
kamu mendayung sampan?” Tanya Profesor kepada pendayung sampan. “Hmm..hampir
seumur hidupku,” jawab si pendayung ringkas.
“Seumur
hidup kamu? Jadi kamu tidak tahu apa-apa selain mendayung sampan?” tanya
Profesor itu lagi. “Ya..”jawab pendayung sampan dengan ringkas.
Profesor
belum berpuas hati dengan jawapan pendayung tua itu. “Kamu tahu Geografi?” Si
pendayung menggeleng..
“Kalau begitu
kamu hilang 25% dari usia hidup kamu.”
“Kamu tahu
Biologi?”tanya Profesor itu lagi. Pendayung sampan itu menggeleng lagi.
“Kasihan
kamu telah kehilangan 50% dari usia kamu.”
“Kamu tahu
Fizik?” Profesor itu masih bertanya. Seperti tadi pendayung sampan itu hanya
menggeleng.
“Sungguh
kasihan, kalau begitu kamu telah kehilangan 75% usia kamu.Malang sungguh nasib
kamu semuanya tidak tahu. Seluruh hidup kamu hanya dihabiskan dengan sampan,tak
ada faedahnya lagi,”
Profesor itu
mengejek dan berkata dengan angkuh setelah merasakan dirinya yang terhebat.
Pendayung sampan hanya mendiamkan diri.
Selang
beberapa minit kemudian hujan turun dengan lebat, tiba-tiba ombak besar datang
melanda. Sampan yang mereka naiki terbalik. Profesor dan pendayung sampan
terpelanting. Sempat pula pendayung itu bertanya, “Kamu tahu berenang?”
Profesor hanya menggeleng.
“Sayang
sekali kamu telah kehilangan 100% nyawa kamu.” Kata pendayung itu sambil
berenang ke pantai meninggalkan Profesor yang angkuh tadi.
“Barangsiapa
yang merasa sombong akan dirinya atau angkuh dalam berjalan, dia akan bertemu
dengan Allah SWT dalam keadaan Allah murka terhadapnya.” (HR. Ahmad,
dishahihkan oleh Asy- Syaikh Al-Albani dalam Shahih Al-Adabul Mufrad no. 427)
Kesombongan
bukanlah pada orang yang senang dengan keindahan. Akan tetapi, kesombongan
adalah menentang agama Allah dan merendahkan hamba-hamba Allah .Demikian
yang dijelaskan oleh Rasulullah tatkala beliau ditanya oleh ‘Abdullah bin ‘Umar
, “Apakah sombong itu bila seseorang memiliki perhiasan yang dikenakannya?”
Beliau menjawab, “Tidak.” “Apakah bila seseorang memiliki dua sandal yang bagus
dengan tali sandalnya yang bagus?” “Tidak.” “Apakah bila seseorang memiliki
binatang tunggangan ( kendaraan ) yang dikendarainya?” “Tidak.” “Apakah bila
seseorang memiliki teman-teman yang biasa duduk bersamanya?” “Tidak.” “Wahai
Rasulullah, lalu apakah kesombongan itu?” Kemudian beliau menjawab: “Meremehkan
kebenaran dan merendahkan manusia.” (HR. Ahmad, dishahihkan oleh Asy-Syaikh
Al-Albani dalam Shahih Al-Adabul Mufrad no. 426)
No comments:
Post a Comment